Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas karya ilmiah Kewirausahaan ini. Tidak lupa juga kami capkan terima kasih kepada dosen pembimbing Kewirausahaan yang telah membimbing kami agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah
ini.
Karya Ilmiah Ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ide dan Peluang Dalam
Kewirausahaan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri Kami maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya karya ilmiah ini
dapat terselesaikan. Semoga karya ilmiah kami dapat bermanfaat bagi Para mahasiswa, pelajar,
umum khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca karya tulis kami
ini, dan mudah - mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun Karya Ilmiah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih banyak.
Tim
Penulis
PENDAHULUAN
Ide-ide dari
wirausahawan menciptakan nilai-nilai potensial sekaligus peluang. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial ( peluang usaha ), wirausahawan perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi.
Keberhasilan, wirausahawan bukan semata-mata karena atas ide sendiri, tetapi
dapat juga berasal dari pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain.
Proses penjaringan agar
ide potensial menjadi produk dan jasa real melalui langkah-langkah sebagai
berikut, yaitu menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang,
analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksir biaya awal, dan
memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.
Apakah kegiatan mengidentifikasi
pesaing merupakan upaya awal dari wirausahawan untuk dapat masuk ke pasar? Mengenal pesaing adalah hal yang sangat penting
bagi wirausahawan. Bagaimana
wirausahawan membandingkan
secara cermat tentang produk, harga, saluran, dan promosi yang dimiliki pesaing?
Tingkat persaingan
berdasarkan tingkat substitusi produk terdiri atas persaingan merek, persaingan
industri, persaingan bentuk, dan persaingan generik. Strategi Industri adalah strategi yang dilakukan
oleh perusahaan pada pasar bersaing sempurna yang terdiri atas pintu masuk dan
penghalang mobilitas, pintu ke luar dan penghalang penciutan, struktur biaya,
tingkat integrasi vertikal, dan tingkat globalisasi.
Wirausahawan harus dapat
menilai kekuatan dan kelemahan pesaing dan mengestimasi pola persaingan. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
peluang usaha adalah analisis SWOT, Matriks Profil Kompetitif, dan Matriks BCG.
Ide dan Peluang dalam
Kewirausahaan
A. IDE KEWIRAUSAHAAN
Wirausahawan dapat
menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausahawan
dicapai apabila wirausahawan menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi
sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan
instrumen penting untuk memberdayakan sumber-sumber yang ada agar menghasilkan
sesuatu yang baru dan menciptakan nilai.
Ketangguhan
kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk
menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausahawan dapat menciptakan nilai
dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan
akhirnya menjadi pengendali usaha (business driven).
Semua tantangan dapat
menjadi peluang apabila ada inovasi, salah satu contoh, misalnya menciptakan
permintaan melalui penemuan baru. Dengan penemuan baru wirausahawan akan dapat
mengendalikan pasar (market driven). Dengan demikian,
produsen tidak mengalami ketergantungan kepada konsumen (seller market).
Menurut Zimmer dalam Suryana
(2001), ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan real di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di
pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan
nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
a.
Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat dieliminisasi melalui
strategi proaktif.
b.
Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.
c.
Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
1.
Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya
ketidakpastian pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi, teknologi,demografi,
dan sosial politik.
2.
Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan
tingginya biaya.
3.
risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.
Menurut Zimmerer
(1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali muncul
dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. Ide itu sendiri bukanlah peluang dan
tidak akan muncul apabila wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan
secara terus-menerus.
Banyak ide yang
betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausahawan memiliki
cara pandang baru terhadap ide yang lama.
Terdapat beberapa cara
agar ide dapat menjadi peluang, antara lain:
·
Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan
cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
·
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
·
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan
dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan
dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang
barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan atas
ide sendiri, tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain.
B. SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG
Agar ide-ide yang masih
potensial menjadi peluang bisnis real, maka wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap
peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide potensial menjadi produk
dan jasa real dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menciptakan Produk Baru dan
Berbeda
Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang
dan jasa baru maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan
jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan
nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus
mengetahui secara terperinci perilaku konsumen di pasar.
Berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengamati perilaku pasar.
o Permintaan terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan mutunya.
o Waktu permintaan dan
penyerahan barang dan jasa.
2.
Mengamati Pintu Peluang
Wirausahawan harus
mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing
mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
dukungan keuangan, dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan
pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Menurut Zimmerer
(1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang adalah sebagai berikut:
a. Produk baru harus segera
dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b.
Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik
harus dipertimbangkan sebelumnya.
c.
Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan
strategi produknya.
d.
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya.
e.
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.
3.
Analisis Produk dan Proses Produksi secara Mendalam
Analisis ini sangat
penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai
atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah
biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh
pesaing?
4. Menaksir Biaya Awal
Berapa biaya awal yang
diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa
yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?
5. Memperhitungkan Risiko
yang Mungkin Terjadi
Risiko yang harus diperhitungkan :
a. Risiko teknik,
berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta
karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.
b. Risiko finansial adalah
risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik pada saat
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan
dalam memberikan dukungan biaya produk baru.
c. Risiko pesaing adalah
kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko
pesaing terdiri atas:
-
kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn
dikembangkan wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing.
-
tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya.
-
seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk
baru dan produk yang dilempar ke pasar.
-
apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi
serangan-serangan pesaing?
C. MENGIDENTIFIKASI PERSAINGAN
1. Tingkat Persaingan
Kotler (1997), membedakan empat tingkat persaingan, berdasarkan
tingkat substitusi produk, sebagai berikut:
a.
Persaingan merek
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa
pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama. Toyota mungkin menganggap
pesaing utamanya Honda, KIA, Suzuki, Mazda.
b.
Pesaing industry
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang
sama, misalnya persaingan antara perusahaan. Toyota menganggap dirinya bersaing
dengan perusahaan manufaktur mobil, Indofood sebagai produsen mi bersaing
dengan produsen mi lainnya.
c.
Persaingan bentuk
Terjadi apabila suatu
perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi
produk yang memberikan jasa yang sama. Toyota tidak merasa dirinya tidak hanya
bersaing dengan perusahaan manufaktur mobil, tetapi juga dengan perusahaan
manufaktur sepeda motor, sepeda, dan truk.
d.
Persaingan generik
Terjadi apabila suatu
perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaing
untuk mendapatkan rupiah konsumen yang sama. Untuk kasus ini Toyota akan
menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual barang konsumsi yang
tahan lama, liburan ke luar negeri, dan rumah baru.
2.
Strategi Industri
Strategi yang dimaksud adalah strategi yang dilakukan oleh
perusahaan pada pasar bersaing sempurna, terdiri atas berikut ini.
a.
Pintu masuk dan penghalang mobilitas
Pada strategi ini yang menjadi penghalang masuk utama
terdiri atas persyaratan modal, skala ekonomis, persyaratan paten dan lisensi,
kelangkaan lokasi, bahan baku, penyalur, dan persyaratan reputasi.
b.
Struktur biaya
Setiap industri memiliki bauran biaya tertentu yang banyak mendorong
tindakan strategisnya. Misalnya, produksi baja melibatkan banyak biaya manufaktur dan
bahan baku, sementara produksi mainan melibatkan banyak biaya distribusi dan
pemasaran.
c.
Tingkat integrasi vertikal
Dalam beberapa industri, perusahaan menemukan adanya keuntungan
apabila melakukan integrasi ke hulu dan atau ke hilir (integrasi vertikal). Contoh yang tepat adalah industri minyak bumi, seperti Pertamina
yang selain melaksanakan eksplorasi minyak bumi, juga melakukan pengeboran,
penyulingan, produksi bahan kimia, dan operasi pompa bahan bakar. Integrasi
vertikal dapat menurunkan biaya dan memudahkan dalam pengendalian arus nilai
tambah.
d.
Tingkat globalisasi
Beberapa industri makanan bersifat sangat lokal (warung tegal),
dan yang lainnya bersifat global (McDonald). Perusahaan dalam industri global
harus bersaing dengan basis lokal, jika mereka ingin mencapai skala ekonomis
dan mengikuti kemajuan terakhir dalam teknologi (McDonald dengan program
McRendang).
3.
Tujuan Pesaing
Secara umum tujuan yang
ingin dicapai dari strategi yang digunakan adalah mengejar:
a. profitabilitas saat ini.
b. pertumbuhan pangsa pasar.
c. arus kas.
d. keunggulan teknologi.
e. keunggulan pelayanan.
4.
Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
para pesaingnya, perusahaan harus mengumpulkan informasi terbaru mengenai
bisnis setiap pesaingnya, seperti data penjualan, pangsa pasar, margin laba,
pengembalian investasi, arus kas, investasi baru, dan penggunaan kapasitas. Informasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing umumnya
diperoleh dari data sekunder, pengamatan pribadi, issue terkini.
Cara yang terbaik adalah melalui riset pemasaran primer atas pelanggan,
pemasok, dan penyalur,
D. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi
Kewirausahaan
Untuk
menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa
dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Komptensi itu sendiri ditentukan
oleh pengetahuan dan pengalaman.
Wirausahawan
adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam :
a. Kemampuan
dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
b. Kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
c. Kemampuan
dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
d. Kemampuan
dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
e. Kemampuan
untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan
dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
a. Menghasilkan
produk atau jasa baru
b. Menghasilkan
nilai tambah baru
c. Merintis
usaha baru
d. Melakukan
proses/teknik baru
e. Mengembangkan
organisasi baru
Comments
Post a Comment